Dear My Sunshine

Bismillahirrahmanirrahim.

Dear My Sunshine..
Beberapa bulan yang lalu, Aku genap empat dekade. Sebuah umur yang jamak, tak terhitung lagi bila menggunakan jumlah jariku sendiri.
Apakah menurutmu, Aku sudah tua,Nak?


Alhamdulillah Alloh beri kesempatan menarik nafas panjang lagi, setelah Covid-19 menyerang keluarga kita di Juli 2021. Kala itu rasa takut mendera, terbayang setiap tarikan nafas bisa menjadi saat terakhirku bersama dirimu.

Dan tulisan ini, Aku tulis untuk Kamu baca suatu hari nanti. 
Walaupun Aku menulis karena Nulis Kompakan Mamah Gajah Nulis Ngeblog, tapi, semua ini.. suratku untukmu,Nak.


Masih ingatkah, waktu kita menyusuri Bandara Kertajati yang kosong? Kau berkata, bahwa bangunan semegah itu rasanya sayang sekali tidak digunakan. 
Tapi, tahukah bahwa kemegahan dunia ini tidaklah sama tanpa kehadiran dirimu? Karena ketika kau berada dalam pelukanku pertama kali, saat itulah aku terlahir menjadi Ibu. 
Tangan mungilmu, tangisan dan tawamu melengkapi hariku. 
Entahlah, pada saat itu rasanya semua keinginan pribadiku sirna, terganti dengan semua harapan dan doa terbaik untukmu..anak pertamaku.

Aah..time flies so fast.
Terutama, kamu yang terbiasa berdua denganku, kemudian berbagi rasa sayang dengan adik-adik kecilmu.
Terkadang aku penasaran, apakah terbersit rasa iri di hatimu, ketika Aku memeluk adik-adikmu? Apakah kamu merindu masa-masa mendongeng sebelum tidur, seperti yang Aku lakukan saat ini dengan adik kecilmu? 
Apakah kamu merasa cemburu, ketika Aku menghabiskan waktu lebih banyak menemani adik-adikmu belajar?
Ketahuilah Nak, terlepas dari waktu yang terbagi diantara kalian, kamu tetaplah menjadi bagian terdalam dari hatiku.

Masih ingatkah kamu, waktu kita mendaki Bukit Sikunir di kegelapan. 
Sebuah pendakian panjang yang seakan tak berujung. Kita semua terengah-engah dan berharap untuk segera tiba dipuncak.

Kondisi seperti itu, Nak, adalah apa yang akan kau alami nanti ketika mengarungi dunia.
Mungkin ujung dari perjalanan jatuh bangunmu tak terlihat; mungķin juga melewati perjuangan panjang that seemed so dark.


Tapi ingatlah, tak ada kerja keras yang mengkhianati hasil.
Seperti semburat warna keemasan di ujung timur yang kita lihat di pagi itu; mengenyahkan semua kegelapan dan rasa lelah.
Dengan kebulatan tekad serta penuh kesungguhan, yakinlah pada apa yang akan kau raih, insyaallah akan indah pada waktunya.

Oh ya, sepertinya Aku sudah melupakan semua perbedaan pendapat serta pertengkaran kecil kita. 
Maafkan Aku ya Nak, apabila ada yang menggores dan menimbulkan luka. 
Tapi semua itu jangan kau abaikan, jadikanlah sebagai pengingat, bahwa Aku pernah hadir dan mengisi hari-harimu.

Dan bila nanti umurku sudah habis, ingatlah Nak, as I always said, I love you to the Sun and never back..

Cause you are my sunshine. 
Yang menerangi hari-hariku. 
Yang akan menjadi penuntun bagi adik-adikmu.
Yang akan menjadi cahaya dalam keluarga yang kau bangun kelak..
Until we met in Jannah insyaallah.

"I love you for the little girl you once were, for the amazing woman you are today, and the precious daughter you will always be"

Jakarta, 28 Jan 2022
Yang selalu mendoakanmu: Umi

Comments

  1. Teteh, salam kenal ya. Sepertinya anak kita seumuran karena kita juga seumuran, btw anakku juga perempuan lho hehe.

    ReplyDelete
  2. Duh ikutan mellow nih bacanya, jadi inget anak pertama juga. Mendaki bukit tampaknya seru juga ya teh, nggak seheboh gunung tapi masih ada yang bisa dinikmati

    ReplyDelete
  3. Masya Allah. Romantisme dengan anak pertama ;) kadang ada kekhawatiran ya teh kalau2 anak pertama merasa tersisih

    ReplyDelete
  4. Tadi rasanya sudah comment, tp gagal publish sepertinya.

    Baca ini jadi teringat pikiran diri sendiri tentang si anak sulung. Kadang suka mikir gimana ya perasaannya saat saya gendong2 adiknya, hehe

    ReplyDelete
  5. Duh relate banget dengan tulisan teteh soal anak pertama. Kadang saya juga bertanya - tanya apa saya sudah memperlakukan anak pertama saya dengan adil. Apa saya terlalu banyak memberikan tuntutan ke dia. Dsb. Semoga kita semua diberi kemudahan untuk jadi Ibu yang adil bagi anak - anak kita ya. Amin.

    ReplyDelete
  6. Happy belated birthday yang ke-40 tahun, Mamah Lia. :)

    Ungkapan "I love you to the sun and never back" yang diucapkan seorang Ibu dengan penuh cinta untuk sang putri pertamanya, pastilah tidak akan pernah terlupakan.

    Kata-kata dalam surat ini, bagus dan puitis, Mba Lia. Wah masya Allah. Maknanya pun mendalam. :)

    ReplyDelete
  7. Teteh seperti mewakili perasaanku yang ga romantis ini :). Terima kasih sudah menuliskannya dengan indah, Teh..

    ReplyDelete
  8. teteh, sweet sekali surat untuk anaknya, aku sampai berkaca-kaca :') time flies so fast ya teh, indeed..

    ReplyDelete
  9. Aaah.. so sweet teh.. surat untuk anak perempuannya 🥰 suka banget baca soal hidup pasti nanti ada perjuangan yang panjang tapi akan disambut mentari pagi ☀

    ReplyDelete
  10. perasaan udah komen, kok ga ada ya hehhee. Aku baca judulnya auto nyanyi. Romantis banget ini surat cinta buat anak pertama.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Masuk Dapur

Mentari