Shopping Bag



Sejak keluar Peraturan Gubernur DKI Jakarta no 142 tahun 2019, tas keresek yang menjadi andalan emak-emak ketika berbelanja perlahan mulai menghilang dari supermarket dan minimarket. Anjuran untuk membawa tas belanja sendiri, atau membeli tas belanja yang tersedia menjadi pilihan. 
Alhasil, apabila lupa membawa tas belanja dan enggan membeli tas yang baru, barang-barang yang dibeli pun dijinjing keluar dari area toko.

Banner tentang penggunaan kantung belanja. Foto dokumen pribadi.

Tas belanja yang marak digunakan dan dijual sebagai ganti tas keresek adalah berbahan spunbond, kain blacu, kain kanva, kain parasut, kain nilon dan juga bahan taslan. 
Sejak tas ini digunakan sebagai shopping bag, aneka merk dan warna pun memenuhi lemari penyimpanan di ruamh. Ada yang diperoleh ketika membeli makanan online, ada juga yang harus dibeli ketika berbelanja cukup banyak, dan ada yang memberikannya secara gratis karena mencapai pembelanjaan tertentu.

Ragam tas belanja yang dijual oleh supermarket. Foto dokumen pribadi
                                                                                             
Lalu bagaimana dengan mereka yang berbelanja di pasar tradisional? Karena tidak semua pasar tradisional menerapkan kebijakan membawa tas belanja sendiri. 
Terhitung sejak 1 Juli 2020, pasar tradisional yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya DKI saja yang melakukan ini. Selebihnya, bila berbelanja di pasar tradisional akan dikemas dengan menggunakan kantung keresek yang telah disediakan oleh pedagang.  

Lalu dimana lagi kantung keresek masih bisa ditemukan? Tentu saja ketika membeli makanan di Mamang gerobak pinggir jalan atau di gerai-gerai makanan yang tidak menyediakan kemasan berbahan non-plastik.
Jajanan yang masih dikemas menggunakan plastik . Foto dokumen pribadi.

Saya sendiri lebih sering berbelanja di pasar tradisional dibandingkan ke supermarket. Selain karena lebih dekat dari rumah, bahan baku yang dijual lebih segar dan harganya pun lebih murah.
Dan ternyata setelah melakukan survey kepada beberapa teman, ternyata mereka pun lebih memilih berbelanja bahan-bahan segar di pasar tradisional tanpa membawa tas belanja sendiri! 
Wah, jadi sampah plastik tetap menumpuk dong ya!

Suasana pasar tradisional di dekat rumah saya. Foto dokumen pribadi.


Membawa shopping bag sendiri ketika berbelanja di supermarket adalah hal biasa. Namun kita pun perlu membiasakan untuk membawa juga ketika berbelanja ke pasar tradisional maupun tukang sayur. 
Apabila terlupa membawa shopping bag, tas keresek yang didapat setelah berbelanja di pasar sebisa mungkin dimanfaatkan lagi sehingga tidak langsung terbuang. 
Salah satunya adalah dengan menggunakan kembali ketika berbelanja ke pasar di kemudian hari, atau digunakan sebagai plastik untuk membungkus sampah. Membuat kreasi dari tas keresek pun bisa dilakukan dan hasilnya cukup menarik, lho. 

Kreasi kostum bocah menggunakan tas keresek. Foto dokumen pribadi.

Selain menggunakan shopping bag, membawa wadah semacam t*pperware atau tumbler pun bisa menjadi alternatif. Mengingat rata-rata makanan atau minuman yang dijajakan menggunakan kemasan plastik.

Kelihatannya ribet ya, mau jalan jajan saja harus membawa shopping bag dan wadah dari rumah. 
Dibutuhkan kesadaran pribadi untuk benar-benar mau melakukan ini, lho.
Saya yakin, bila semakin banyak orang yang peduli tentang penggunaan tas keresek dan kemasan plastik ini, maka sampah plastik akan berkurang. 
Selain itu shopping bag akan otomatis terbawa kemanapun seperti halnya kita membawa dompet ketika bepergian.

---
Tulisan ini dibuat dalam rangka Nulis Kompakan Mamah Ngeblog Edisi Maret, dengan tema OPINI.





Comments

  1. waduhhh...
    saya masih kacau balau ttg sampah plastik ini teh
    belanja pun masih via ojol, kadang ada spm yang pake spunbound, tp ya jadinya yg numpuk tas spunbound itu, yg sepertinya sama sama aja waktu tinggalnya di bumi seperti plastik ya...

    ReplyDelete
  2. setuju banget teh dengan artikel teteh.. walaupun pada kenyataannya mah saya masih harus banyak berbenah juga urusan sampah plastik ini.. di tukang sayur keliling langganan pun biasanya sudah diplastikin masing2 gt, jd ttp aja banyak sampah plastik kecil2.. huhu..

    ReplyDelete
  3. Kalau dah biasa, insya Allah ringan-ringan aja kok. Di Prancis mulai melarang tas plastik di swalayan sejak 2017. Jadi ya pembiasaannya udah agak lama. Saya berusaha selalu siapkan tote bag di tas tangan dan tas belanja besar di mobil. Meski tetep ada aja saat lupa buat menggantinya sesudah terpakai. Minimal berusaha kan ya!? Yang dikit dari kita bisa jadi berarti kalau dilakukan berbanyakan!... 😉

    ReplyDelete
  4. Teh Lia, saya setuju sekali dengan gerakan ini ehehe. Alhamdulillah saya sudah memgikuti gaya hidup teh Lia dalam hal menggunakan shopping bag.

    Setiap belanja ke Indomaret atau ke Bapak Tukang Sayur, atau pasar, tak lupa saya bawa tas canvas dari rumah.

    Tapi pernah lupa juga siy ehehe, cuma beberapa kali saja kok, masih bisa dihitung dengan jari. Dan, kalau lupa gitu, tas kresek dari Indo/Alfamart selalu saya simpan untuk kemudian digunakan lagi. Bisa untuk.membuang sampah, atau dikumpulkan di sampah non organik, atau juga digunakan kembali.

    Semoga makin banyak yang mempunyai habit ini ya Teh, agar Bumi makin nyaman ditinggali anak cucu kita. :)

    ReplyDelete
  5. Waaah senang sekali di Indonesia juga sudah begini. Di sini sudah lumayan lama sih harus bawa tas belanja sendiri. Dan lama-lama ya kebiasaan juga. memang plastik ini musuh lingkungan banget. Saya nggak ketat-ketak amat tapi selalu berusaha sebisa mungkin gak nambah-nambahin limbah plastik kalau bisa. Makasih teh tulisannya.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Tips Masuk Dapur

Mentari

Dear My Sunshine