Birrul Walidain

Bismillahirrahmanirrahim.



Dari Jabir, Rasulullah bersabda : "Berbaktilah kepada orangtua kalian, niscaya anak-anak kalian akan berbakti kepada kalian."

Birrul Walidain berarti berbakti kepada orangtua. 
Berbakti dalam KBBI adalah berbuat bakti (kepada), setia (kepada). Sehingga, yang dimaksud dengan berbakti kepada orangtua adalah perbuatan baik yang didalamnya menyertakan kasih sayang, hormat serta patuh kepada orangtua.

Tidak ada kata pensiun kepada masa bakti anak terhadap orangtuanya selama anak dan kedua orangtuanya masih diberi umur. Lain halnya ketika kita membicarakan masa bakti jabatan seseorang yang terbatas sekian tahun.

Dengan begitu, amalan berbakti kepada orangtua adalah hal yang utama dan yang paling dicintai oleh Allah SWT setelah sholat. Seperti pada hadits, Amr Asyaibani berkata : 'Saya bertanya kepada Rasulullah, "Amal apakah yang paling dicintai Allah?". Rasulullah menjawab "Shalat tepat pada waktunya" Saya kembali berkata, "kemudian amal apa lagi wahai Rasulullah?". Rasulullah menjawab "Berbakti pada orangtua"  Saya bertanya lagi kepada Rasulullah "Kemudian apa lagi wahai Rasulullah?". "Jihad fi Sabilillah"' (HR.Bukhari)

Orangtuaku dan Mertuaku
Dalam pernikahan, akad nikah bukan hanya menyatukan kedua mempelai, tetapi juga seluruh kedua keluarga besarnya. 

Untuk pasangan yang sudah menikah, orangtuanya bukan hanya saja Ayah dan Ibu yang sudah melahirkan dan membesarkannya, tetapi juga termasuk Ayah dan Ibu dari pasangannya.
Sehingga kewajiban untuk berbakti dan berbuat kasih sayang harus dilakukan kepada keduanya seperti menanyakan kabar, sering bersilaturahim, memberikan hadiah serta menyenangkan hati mereka pun harus dilakukan secara seimbang. Janganlah berlaku tidak adil yang dapat menyebabkan salah satunya tidak ridha. 

Hal ini juga berlaku tatkala ketika berkumpul di Hari Raya Idul Fitri, salah satu momen yang istimewa, terutama bagi kedua orangtua. Mengatur waktu ber-hari raya secara bergantian harus dilakukan. Misalnya tahun ini merayakan hari raya di keluarga suami, lalu tahun berikutnya di keluarga istri, dan bergantian seperti itu seterusnya. 


Lalu bagaimana cara berbakti kepada orangtua? 
Banyak hal yang bisa dilakukan, terutama apabila keduanya masih hidup, yaitu sebagai berikut :
1. Berbuat baik dan sayang kepada keduanya
2. Melaksanakan hak-haknya
3. Senantiasa mentaatinya dan menghormatinya
4. Menjauhkan semua yang akan menyakitinya, baik itu lisan maupun perbuatan
5. Melakukan semua yang diridhoinya

Namun, apabila salah satu atau keduanya sudah meninggal, bukan berarti bakti yang bisa kita perbuat untuk mereka berakhir. Berikut beberapa perbuatan yang tetap bisa kita lakukan jika salah satu atau kedua orangtua telah meninggal dunia :
1. Mendoakan mereka, karena doa dari anak yang soleh dan solehah adalah salah satu amalan yang tidak akan terputus pahalanya.
2. Memohon ampunan kepada Allah SWT untuk segala kesalahan yang pernah mereka lakukan semasa hidup.
3. Melaksanakan janji-janjinya, terutama hutang-piutang.
4. Melakukan ziarah ke makam mereka.

Walaupun berbakti masih bisa dilakukan setelah mereka wafat, bukan berarti menyia-nyiakan waktu yang tersedia selagi mereka masih hidup ya. 
Karena ketika berbakti kepada mereka, maka pahala kebaikan mengalir saat itu juga, dan doa yang mereka berikan akan mendatangkan keberkahan pada kita. 

Dari Anas RA, Rasulullah bersabda : "Barangsiapa yang orangtuanya ridho padanya, maka Allah SWT telah ridho kepadanya pula. Dan barangsiapa yang orangtuanya murka kepadanya, maka Allah telah murka padanya juga"

Oleh karena itu janganlah mendurhakai serta menyakiti mereka. Selain itu hindarilah hal yang dapat menyakiti orangtua seperti :
1. Tidak mentaati mereka
2. Mengabaikan hak-hak mereka
3. Melakukan hal-hal yang tidak mereka sukai
4. Menyakiti mereka (baik secara lisan maupun fisik)
5. Memandang mereka dengan pandangan yang menghinakan
6. Bersikap dengan sikap yang merendahkan

Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah bersabda : "Empat hal yang telah pasti Allah tidak akan memasukkan hambanya ke dalam surga dan tidak akan mencicipkannya kenikmatannya, yaitu : pencandu khamr, pemakan riba, pemakan harta anak yatim yang bukan haknya, dan pendurhaka kepada orangtuanya".

Wallahu a'lam bishawab 

------
Dirangkum dari Mata Kuliah 2AT Tasawuf & Akhlak STIDDI Al Hikmah, Feb 2022.

Comments

Popular posts from this blog

Tips Masuk Dapur

Mentari

Dear My Sunshine